Mata, adalah salah satu dari lima indra yang dimiliki manusia. Tiap-tiap indra yang kita miliki: mata, telinga, mulut, hidung, dan kulit, mempunyai fungsinya masing-masing yang belum dapat dibandingkan dengan teknologi tercanggih yang manusia pernah ciptakan sampai saat ini. Seperti yang kita ketahui, mata merupakan panca indra yang berfungsi untuk melihat “pantulan cahaya” dari segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
Kalau ditanya, apa yang hendak saya ubah dari wajah saya. Dulu saya akan menjawabnya dengan saya ingin mengubah mata saya.. Bukan hanya karena lensanya yang minus (dan seseorang teman saya baru saja mengoperasi lensa matanya bulan Juli lalu), melainkan karena mata kiri dan kanan saya tidak cukup simetris. Mata kanan saya tampak lebih kecil daripada mata kiri, seakan-akan mata kanan dan kiri saya tidak berada di satu garis horizontal gitu. Tapi semakin sering saya memperhatikan bagian wajah teman dan orang-orang banyak lainnya, saya menemukan bahwa ada banyak dari mereka yang memang memiliki wajah yang asimetris. Banyak juga yang matanya bernasib sama dengan saya.
Pertama kalinya saya mempunyai perangkat yang mempunyai kamera adalah ketika saya SMA. Saya mendapatkan handphone yang dilengkapi kamera berkualitas VGA. Bertahun-tahun sebelumnya, saya sudah pernah memegang kamera “kuno” yang masih harus dioperasikan secara manual dan pas kuliah saya sudah memiliki kamera digital pertama saya. Saya selalu kagum bagaimana sebuah foto bisa dihasilkan dari kamera-kamera tersebut. Baik kamera biasa ataupun kamera-kamera lainnya, ternyata dibuat dengan meniru prinsip kerja mata kita.
Cahaya mempunyai sifat untuk memantul, dan sebaliknya juga tiap-tiap benda mempunyai sifat untuk memantulkan cahaya. Suatu benda akan memantulkan (dan juga menyerap serta meneruskan) cahaya dengan panjang gelombang tertentu sesuai dengan karakteristik benda tersebut. Pada bola mata, gelombang-gelombang cahaya yang dipantulkan oleh suatu benda akan diterima oleh kornea, yang merupakan bagian terluar dari mata kita. Kornea, selayaknya kaca depan mobil, berfungsi untuk melindungi mata dari debu.
Sama dengan cara pembersihan debu yang ada di kaca depan mobil, apabila ada benda asing yang menempel di kornea mata, maka kelenjar air mata akan menambahkan volume air mata di mata kita. Bersamaan dengan membuka-tutupnya kelopak mata kita, maka benda asing tersebut akan tersingkir ke bagian sudut bagian dalam dari kelopak mata kita (FYI, sebelum masuk ke dalam mata, benda-benda asing yang hendak masuk akan dihalau oleh alis dan bulu mata terlebih dahulu).
Gelombang-gelombang cahaya yang diterima oleh kornea kemudian diteruskan oleh lensa mata melalui pupil. Pupil merupakan bagian mata yang mengatur jumlah cahaya yang diperbolehkan untuk diteruskan ke lensa mata, mirip dengan diagfragma dan apertur pada kamera yang disetel dengan metode auto. Jika kita berada di ruangan yang gelap, maka pupil matanya akan terbuka lebar agar itentitas cahaya yang masuk menjadi lebih banyak. Demikian juga sebaliknya, apabila kita berada di bawah terik sinar matahari maka pupil akan menyempit agar sel-sel retina mata kita tidak rusak karena menerima cahaya terlalu banyak.
Di antara pupil dan kornea, ada suatu bagian bola mata yang sangat unik. Meskipun saya tidak tahu apa fungsi khususnya (tapi iris mata akan selalu mengikuti besarnya kecilnya pupil, dan memberikan warna mata yang unik). Iris mata kita mempunyai 226 ciri khusus yang dapat dikenali dengan masing-masing strukturnya yang begitu rumit. Struktur iris mata kita begitu sangat berbeda sehingga nyaris tidak mungkin ada orang lain di dunia ini yang memiliki susunan biometrik iris yang sama dengan kita. Konon, peluangnya masih lebih kecil dari satu banding jumlah seluruh atom yang terdapat pada tubuh kita (entah seberapa banyak angka nolnya).
Setelah melewati kornea, iris, dan pupil, maka gelombang-gelombang cahaya akan mencapai lensa mata. Otot-otot yang terhubung dengan lensa memiliki kemampuan untuk menebal dan memipihkan lensa mata kita (lagi-lagi modenya bisa ke-switch dalam waktu kurang dari satu detik). Hal ini dimaksudkan agar “bayangan” yang ditimbulkan oleh lensa mata benar-benar jatuh di retina mata (terutama bintik kuning?). Apabila bayangan ini tidak fokus, jatuh di depan ataupun di belakang retina mata. Maka otak kita yang menampilkan visualisasi yang kurang jelas, hal inilah yang kita kenal dengan istilah dengan rabun.
Seperti yang disebutkan pada paragraph sebelumnya, di belakang lensa mata, ada retina. Retina merupakan bagian dalam mata yang berfungsi sebagai tempat jatuhnya bayangan dari “benda” di luar sana yang memantulkan cahaya. Uniknya, bagian tersebut memiliki seratusan juta sel batang dan kerucut yang berfungsi untuk menangkap cahaya (sel batang berfungsi untuk menangkap cahaya ”monochorme”; berfungsi dengan baik dalam pencahayaan redup, sedangkan sel kerucut berfungsi untuk menangkap cahaya “polychrome”; berfungsi dengan baik dalam pencahayaan terang). Hal itu memungkinkan kita untuk dapat dapat melihat nyala api dari sebatang lilin kecil dari jarak sejauh 48 km di malam yang tidak berkabut. Hebat kan?
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, laki-laki dan perempuan. Diberkatilah mereka, agar mereka beranak cucu dan bertambah banyak, memenuhi bumi dan berkuasa atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di atas bumi. Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, SUNGGUH AMAT BAIK.
Referensi:
Tidak ada referensi khusus, namun pada tiap gambar disediakan link untuk menuju laman yang memuat gambar tersebut. Beberapa poin berasal dari tulisan saya terdahulu pada FB yang sudah saya hapus.
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, laki-laki dan perempuan. Diberkatilah mereka, agar mereka beranak cucu dan bertambah banyak, memenuhi bumi dan berkuasa atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di atas bumi. Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, SUNGGUH AMAT BAIK.
BalasHapus= i like it very much