sebuah blog oleh Hansen Wijaya

Selasa, 29 Maret 2011

Stratigrafi Sikuen Formasi Agbada

Batuan sedimen yang terdapat di Lapangan Robertkiri pada lepas pantai Delta Niger terdiri dari endapan non-marine dan laut dangkal yang berumur Pliosen sampai Miosen dengan ketebalan mencapai 4000 meter. Pada tahun 2005, Olusola Akintayo Magbagbeola menggunakan konsep sikuen stratigrafi dalam penelitiannya untuk mengetahui dan merekontruksi sejarah pembentukan dan perkembangan cekungan di Delta Niger. Data yang Magbagbeola gunakan meliputi  data log dari 20 sumur pemboran dan data seismik 3D yang mencakup luas area 1400 km2.

Lokasi Lapangan Robertkiri di Delta Niger.
Gambar 1. Lokasi Lapangan Robertkiri di Delta Niger.

Stratigrafi Regional
Secara umum ada 3 satuan stratigrafi resmi di Delta Niger, yaitu Formasi Akata, Formasi Agbada, dan Formasi Benin. Formasi Akata (berumur Paleosen-Resen) memiliki litologi lanau dan serpih abu-abu gelap dengan sedikit endapan pasir turbidit dengan total ketebalan yang diperkirakan mencapai 6.400 meter. Di atas formasi Akata diendapkan formasi Agbada (berumur Eosen-Pleistosen) yang merupakan endapan pasir, lanau, dan serpih dengan ukuran butir dan ketebalan lapisan yang berubah-ubah secara vertikal dan diendapkan di lingkungan fluvial deltaik. Formasi Benin (berumur Oligosen-Resen)  terdapat pada bagian atas Delta Niger, terdiri dari endapan pasir yang diendapkan di lingkungan alluvial dan coastal plain selama progradasi delta Niger terjadi. 

Data Seismik
Magbagbeola memfokuskan penelitiannya pada Formasi Agbada. Melalui karakteristik pola log sumur dan seismik, Magbagbeola menemukan keberadaan 6 batas sikuen (sequence bondary) dan maximum flooding surface. Melalui data seismik juga diketahui bahwa ternyata sikuen-sikuen tersebut berkembang di atas sesar-sesar normal yang menunjukan bahwa delta tersebut diendapkan pada regim tektonik regangan.

Stratigrafi Delta Niger
Gambar 2. Stratigrafi Delta Niger.

Berikut ini merupakan peta pembuatan penampang seismik dan beberapa penampang seismik yang dibuat oleh Magbagbeola (2005) didalam penelitiannya.

Peta dari bagian delta Niger yang volume seismiknya digunakan oleh Magbagbeola dalam penelitiannya
Gambar 3. Peta dari bagian delta Niger yang volume seismiknya digunakan oleh Magbagbeola dalam penelitiannya. Kotak kecil di bagian tepi bawah peta merupakan lapangan Robertkiri. A-A' merupakan batas-batas penampang seismik yang dibuat.

Penampang seismik A”-A lapangan Robertkiri yang menunjukan ada bidang erosional pada batas-batas sikuen
Gambar 4. Penampang seismik A”-A lapangan Robertkiri yang menunjukan ada bidang erosional pada batas-batas sikuen (dilingkari dengan lingkaran warna merah). Beberapa sesar yang memotong lapisan batuan juga diindentifikasi.

 Penampang seismik E’-E lapangan Robertkiri yang menunjukan ada bidang erosional pada batas-batas sikuen
Gambar 5. Penampang seismik E’-E lapangan Robertkiri yang menunjukan ada bidang erosional pada batas-batas sikuen (dilingkari dengan lingkaran warna merah). Beberapa sesar yang memotong lapisan batuan juga diindentifikasi.

Penampang seismik F’-F lapangan Robertkiri yang menunjukan ada bidang erosional pada batas-batas sikuen
Gambar 6. Penampang seismik F’-F lapangan Robertkiri yang menunjukan ada bidang erosional pada batas-batas sikuen (dilingkari dengan lingkaran warna merah). Beberapa sesar yang memotong lapisan batuan juga diindentifikasi.

Penampang seismik H’-H lapangan Robertkiri yang menunjukan ada bidang erosional pada batas-batas sikuen
Gambar 7. Penampang seismik H’-H lapangan Robertkiri yang menunjukan ada bidang erosional pada batas-batas sikuen (dilingkari dengan lingkaran warna merah). Beberapa sesar yang memotong lapisan batuan juga diindentifikasi.

Batas sikuen
Pada data log sumur batas-batas sikuen diidentifikasi dengan melihat pola log Gamma Ray, tetapi pada data seismik batas-batas sikuen dikenali dengan keberadaan bidang-bidang erosional yang terlihat pada penampang seismik. Bidang-bidang ini dapat dikenali pada penampang seismik karena memiliki ciri memotong refleksi-refleksi seismik yang ada di bawahnya. Pemotongan ini akan menyebabkan refleksi-refleksi seismik pada penelitian Magbagbeola yang umumnya bersifat paralel seakan-akan berhenti. Bidang-bidang erosional ini terjadi karena terjadinya penurunan muka air laut secara relatif yang menyebabkan terbentuknya lembah-lembah torehan (Incised Valley) yang tampak sebagai bentukan lembah yang memotong refleksi-refleksi seismik dari batuan yang lebih tua di bawahnya ataupun terjadinya erosi permukaan yang luas yang tercermin sebagai suatu ketidakselarasan (Gambar 4, Gambar 6, dan Gambar 7).

Satuan Stratigrafi
Pada data seismik, masing-masing satuan stratigrafi di daerah tersebut dikenali dengan melihat karakteristik dari masing-masing satuan (Gambar 7). Formasi Akata diperkirakan menempati bagian bawah pada penampang seismik dan memiliki refleksi yang kacau, transparan, dan tidak menerus sebagai hasil deformasi akibat pembebanan sedimen yang ada di atasnya. Formasi Agbada diendapkan di atas Akata dan memiliki lapisan menerus, paralel, terpotong oleh lembah-lembah torehan, serta tersesarkan. Formasi Benin menempati bagian teratas pada penampang seismik dengan karakteristik endapan yang menerus dan paralel serta tidak terganggu oleh pensesaran.

Tektonik Regional
Sejumlah sesar-sesar listrik terlihat memotong terutama formasi Akata dan Agbada, hal ini menyebabkan terjadinya antiklin “rollover” pada blok yang turun dan berkembangnya sesar-sesar kecil yang bersifat sintetik maupun antitetik terhadap sesar-sesar utama. Sesar-sesar utama di daerah tersebut memiliki pola yang hampir sejajar dengan garis pantai Delta Niger dan diperkirakan merupakan syndepositional growth fault yang terus berkembang sebagai hasil pembebanan dari sedimen yang diendapkan diatasnya.

Gambar 8. Rekontruksi perkembangan Delta Niger yang menunjukan perubahan mekanisme pengendapan sedimen di lapangan Robertkiri dari serpih-lanau Akata, batupasir Agbada, dan batupasir Benin.

Rekontruksi dan Pemodelan
Dari batas-batas sikuen yang telah diidentifikasi, maka peta struktur kedalaman untuk masing-masing sikuen dapat dibuat. Peta-peta tersebut dibuat untuk memahami mekanisme pengendapan seiring dengan perkembangan struktur-struktur sesar di daerah tersebut. Magbagbeola kemudian melakukan rekontruksi perkembangan Delta Niger dengan data-data yang telah didapatkannya (Gambar 8.) dan menyatakan bahwa Delta Niger terdiri dari endapan-endapan nonmarine dan marine yang berprogradasi sebagai akibat dari akumulasi sedimen yang banyak selama pembentukannya.

Kesimpulan

Data seismik dapat diaplikasikan untuk menentukan sikuen stratigrafi bukan hanya sekedar untuk mengindentifikasi batas-batas sikuen dan membedakan satuan-satuan stratigrafi saja berdasarkan karakteristik seismiknya, melainkan juga dapat digunakan untuk hal-hal berikut ini:
1.    Identifikasi struktur-struktur geologi yang ada meliputi sesar-sesar dan antiklin,
2.    Analisa dinamika tektonik regional suatu daerah,
3.    Rekontruksi sejarah pembentukan dan perkembangan cekungan,  dan
4.    Pembuatan model sedimentasi suatu cekungan.

Note: Tentu saja, semua hal-hal diatas tidak dapat berdiri sendiri hanya dengan melalui interpretasi seismik, melainkan juga dengan bantuan data-data lainnya seperti data log sumur, data coring, dan sebagainya - namun data seismik akhir-akhir ini telah menunjukan peran yang sangat penting, terutama dalam merekontruksi sejarah pembentukan dan perkembangan cekungan, memodelkan cekungan tersebut baik secara keseluruhan maupun pada interval tertentu, yang cukup penting gunanya bagi industri Migas..

Pustaka:
Magbagbeola, Olusola Akintayo. 2005. Thesis:  Sequence Stratigraphy of Niger Delta, Robertkiri Field, Onshore Nigeria. Texas A&M University

1 komentar:

  1. bagaimana cara mencari suatu lapisan sesuai dengan georegnya yg digeoregnya didasarkan pada umur pembentukan lapisan/formasi tersebut?
    saya sedang melakukan tugas ahir yg membahas seismik stratigrafi, hal yg petama dilakukan iyalah picking horizon berdasarkan kenampakan perlapisan yg menunjukan horizon nya supaya mudah interpretasi selanjutnya kemudian interpretasi seismik lewat sikuen nya yaitu membagi nya berdasarkan SB yg ada.. apakah menurut bapak hal ini benar?
    mohon atas bantuannya
    terimakasih banyak

    BalasHapus