별에서 온 그대 (You Who from the Stars/My Love from the Stars/Man from the Stars) adalah drama Korea yang ditayangkan oleh SBS beberapa waktu yang lalu dengan Kim Soo-hyun dan Jun Ji-hyun sebagai pemeran utama (saya pernah lihat mereka main bareng juga sebelumnya - meskipun bukan sebagai pemeran utama, di film The Thieves, 2012). Sejujurnya, saya tidak mendapatkan kesan yang benar-benar wah ketika menonton drama ini (dulu cuma nonton sampai ep. 11 sih) dan pemeran ceweknya pun menurut pandangan saya kurang menarik (evil smirk). Hanya saja, jalan ceritanya cukup unik dan beberapa adegan drama ini kocak pisan. Episode terakhir (baca: 21) dari Man from the Stars memiliki rating 28,1% di Korea Selatan (AGB Nielsen) - bandingkan dengan rating tertinggi The Heirs (2013) yang cuma 25,6%.
Pagi ini, dunia per-facebook-an Indonesia diwarnai dengan postingan dari Soompi.com yang berjudul Indonesian Drama Accused of Plagiarizing “Man from the Stars”, SBS to Take Action. Sampai sore harinya ketika tulisan ini dibuat, artikel tersebut sudah di-twit lebih dari 15 ribu kali dan berita ini juga sudah masuk ke Liputan 6. Di Showbiz Liputan 6, disebutkan bahwa “Kau yang Berasal dari Bintang” (sinetron baru tayang yang dibintangi oleh eks-personil boyband SMASH, Morgan Oey dan juga Nikita Willy) ternyata memiliki jalan cerita yang sama dengan Man from the Stars. Hal tersebut menyebabkan pihak SBS melakukan protes dan akan melayangkan gugatan untuk memberhentikan penyiaran sinetron ini.
Saya juga mendapati kalau Episode 1 “Kau yang berasal dari Bintang” sudah di-upload ke Youtube. Saya hanya menonton selama kurang lebih 3 menit (ngapain juga kan ngabisin paket internet buat streaming sintetron plagiat), dan dari yang cuma 3 menit itu, saya menemukan 9 kesamaan yang saya temui dengan versi yang dibajak (mungkin karena begitu miripnya sampai bisa dibikin sayembara untuk menemukan 500 kesamaan dalam Episode 1 sinetron “Kau yang Berasal dari Bintang” dengan “Man from the Stars”):
- Sang pemeran wanita baru saja kehilangan seseorang yang penting baginya.
- Sang pemeran wanita merasakan kesedihan yang mendalam.
- Pada saat itu sang pemeran pria, yang bukan manusia, turun ke bumi.
- Ada angin yang sangat keras ketika sang pemeran pria mendarat ke bumi.
- Sang pemeran wanita berada dalam keadaan bahaya oleh karena angin itu.
- Sang pemeran pria merasa perlu untuk menyelamatkan sang wanita.
- Sang pemeran pria lalu menghentikan sementara waktu yang berjalan.
- Sang pemeran pria mendekati sambil menepis daun yang mengambang di udara.
- Sang pemeran wanita diselamatkan oleh pemeran pria.
FYI: tadi pagi video itu masih bisa dijempolin ke atas dan ke bawah, tapi sekarang fitur itu udah dinonaktifkan. Tadi pagi yang ngejempolin ke bawah juga udah 3 kali lipat dari yang ngejempolin ke atas, kalau fitur itu bisa diaktifkan mungkin bakal ada serangan jempol ke bawah secara bertubi-tubi dari para fans Man from The Stars.
Di Facebook, netizen Indonesia meluapkan kemarahannya pada produser/sutradara yang membuat sinetron tersebut, para pemeran utama, dan juga stasiun televisi yang menayangkan sinetron tersebut. Kebanyakan dari netizen mengkritisi betapa tidak kreatif-nya orang-orang yang berada di industri perfilman Indonesia. Ada yang bertanya-tanya mengapa hal seperti ini (plagiatisme) bisa terjadi (lagi dan lagi), ada yang mendukung protes pihak SBS ke pihak RCTI dan rumah produksinya, ada yang mengaku tidak suka menonton sinetron Indonesia jadi tidak merasa tertarik dengan hal ini, ada juga yang mengganggap plagiatisme adalah hal yang wajar di Indonesia - jadi penayangan “Kau yang Berasal dari Bintang” tidak perlu diributkan.
Secara pribadi saya juga tidak pernah menyelesaikan satu episode pun sinetron Indonesia akhir-akhir ini (mungkin dalam sekitar 5 tahun terakhir kali). Selain karena sering muncul adegan “jeng-jeng-jeng-jeng”, saya harus setuju dengan komentar para netizen di Soompi kalau sinetron “Kau yang Berasal dari Bintang” terlihat seperti drama Korea yang dibuat tahun 90-an. Drama buatan Korea Selatan, Jepang, dan China (termasuk Taiwan) bagi saya memiliki kualitas dan jalan cerita yang lebih menarik, unik, dan beragam daripada drama buatan dalam negeri. Namun sangat disayangkan kalau Indonesia sampai harus meniru jalan cerita drama buatan negara lain yang dikemas kualitas yang lebih buruk pula.
Bacaan Lanjutan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar